Kamis, November 03, 2011

Resensi


Pengertian dan Tujuan Resensi 


Resensi adalah tulisan timbangan suatu hasil karya atau wawasan tentang baik dan kurang baiknya kualitas suatu tulisan yang terdapat dalam suatu karya. Resensi dapat pula diartikan sebagai suatu tulisan yang memberikan penilaian terhadap suatu karya baik fiksi maupun nonfiksi dengan cara mengungkapkansegi keunggulan dan kelemahannya secara objektif.

Tujuan penulisan resensi adalah:

  1. Menimbang agar suatu hasil karya memperoleh perhatian dari orang-orang yang belum mengetahui atau membutuhkannya.
  2. Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi suatu hasil karya sehingga penilaian itu diketahui khalayak.
  3. Melihat kesesuaian latar belakang pendidikan/penguasaan ilmu pengarang dan kesesuaian karakteristik tokoh, penokohan, atau setting dengan bahan yang disajikannya.
  4. Mengungkapkan kelemahan suatu tuisan dan sistem penulisan atau alur suatu hasil karya.
  5. Memberikan pujian atau kritikan yang konstruktif terhadap bobot ilmiah atau nilai sastra karya tulis seseorang.

Cara Membuat Resensi

Pada saat kita akan membuat resensi nalar kita harus siap bahwa bahan-bahan yang akan diresensi betul-belul diketahui dan dikuasai. Dengan demikian hasil resensi kita bukan hanya mengungkapkan segalasesuatu yang terdapat dalam karya tersebut, melainkan mencakup pula uraian perbandingan dengan karya-karya lain yang sejenis.

Hal-hal yang harus mendapat perhatian dari seorang resentator untuk membuat resensi:

  1. Resentator harus bersikap objektif terhadap sesuatu yang akan diresensi dan meninggalkan sepenuhnya sikap subjektif.
  2. Resensator mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan diresensi.
  3. Resensaor harus mencoba membandingkan dengan sajian bentuk lain yang memiliki kesesuaian dengan bahan yang akan diresensi.
  4. Resensator harus mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jelas dan terarah pada bagian yang diberi komentar agar tidak menimbulkan kesalahtafsiran antara resensator dengan penulis.
  5. Resensator harus mengungkapkan data yang diresensi secara jelas dan lengkap agar dapat dengan mudah dihibung-hubungkan di antarra keduanya oleh pembaca.
  6. Resensaor harus menghindari interpretasi yang keliru terhadap bahan yang resensi dengan jalanmengetahul tujuan dan arah penulis karya tersebut.
Bentuk resensi yang paling populer adalah resensi buku atau timbangan buku. Untuk meresensi buku pertama-tama kita harus membaca buku itu sampai selesai dan memahaminya. Setelah membaca buku tersebut kita akan dapat mengetahui bagaimana penulis buku mengungkapkan gagasannya sesuai dengan tujuan yang digariskannya.


Bagian yang harus ada dalam karangan resensi adalah identitas buku, jenis buku, kutipan singkat/ikhtisar buku, penilaian resensator terhadap kualitas buku, dan ajakan kepada khalayak untuk mengetahui isi buku secara keseluruhan dengan jalan membaca atau memiliki buku tersebut.

  • Identitas buku. Identitas buku meliputi: foto copy jilid luar buku atau foto buku tersebut, judul buku, pengarang, penerbit,tahun terbit, kota terbit, ukuran buku, jumlah halaman, dan harga buku.
  • Jenis Buku. Pada bagian jenis buku, resensator mengelompokkan jenis buku tersebut berdasarkan ciri-ciri yangterdapat di dalam buku itu. Misalnya kita mengenal jenis fiksi, nonfiksi, ilmiah, nonilmiah (hiburan), buku remaja, anak-anak, dewasa, keagamaan, psikologi, dan sebagainya.
  • Kutipan Singkat atau Ikhtisar Buku. Bagian yang mengungkapkan kutipan singkat atau ikhtisar buku tersebut adalah bagian yang menjadi idesentral buku itu. Hal itu akan diketahui jika resensator memahami seluruh isi buku itu danmenghubungkannya dengan isi buku yang diresensi. Gambaran umum tentang isi buku pun dapat digunakanuntuk mengisi bagian buku lain, tentama gambaran yang dapat “ditangkap” oleh resensator tetapi bukanmenginterpretasi.
  • Penilaian Kualitas Buku. Penilaian terhadap kualitas suatu buku tentu saja bertolak dari pengungkapan beberapa bagian yang dapatdiunggulkan dari isi buku tersebut dan bagian yang melemahkan kualitas buku tersebut dengansikap/wawasan yang sangat luas dan sikap objeklivitas tinggi. Pada bagian ini dapat pula dimasukkan kritik terhadap isi buku.
  • Ajakan. Ajakan dalam resensi adalah ajakan kepada pembaca yang belum memiliki atau membaca buku tersebut.Ajakan yang dimaksud bertolak dari ungkapan kualitas suatu buku yang diharapkan dapat dibaca dandipahami bagi khalayak yang belum mengetahuinya.
  • Judul Resensi. Judul yang digunakan untuk karangan resensi merupakan gambaran kesimpulan isi buku itu secarakeseluruhan atau ciri khas dari buku yang resensi agar tampak lebih menonjolkan eksitensi isi bukutersebut. Cara lain dalam memberikan judul resensi adalah menggambarkan suatu hal yang “kecil” tetapimempunyai citra tersendiri dari buku itu dengan argumentasi yang kuat dari resensator tentang hal yangkecil itu. Dapat dikatakan judul tulisan resensi adalah “nama” atau “julukan” yang diberikan oleh seorang resensator terhadap buku yang diresensinya.


Contoh resensi buku:

Dunia Anak dalam Struktur Narasi Novel Karya Anak


Manusia, sebagaimana kata para pemikir zaman dahulu, ialah homo ludens, yaitu makhluk yang suka bermain-main. Dengan bermain-main, justru manusia dapat menjadi kreatif dan dapat mencapai penemuan-penemuan dahsyat untuk kemaslahatan umat manusia. Tidak hanya itu saja, manusia tidak dapat lepas pula dari hakikatnya sebagai homo fabulans, yaitu mahkluk yang suka bercerita, suka mendongeng, dan, sekaligus, juga suka mendengarkan cerita, suka mendengarkan dongeng.

Apabila ujung-ujungnya homo ludens menjadi pemicu menjadi kreativitas, demikian pulalah ujung-ujungnya homo fabulans. Hakikat manusia baik sebagai homo ludens maupun sebagai homo fabulans pasti sudah ada sejak manusia pertama diciptakan, dan bagi individu, sudah ada sejak seseorang lahir. Bakat inilah yang dinamakan bakat alam. Namun, betapa besarnya bakat alam seseorang, bakat ini tidak akan berkembang secara penuh manakala tidak disertai dengan berbagai faktor pendukung, salah satunya ialah teknologi.

Perkembangan teknologi memberikan kesempatan yang lebih luas di setiap aspek kehidupan. Satu diantara pengaruh perkembangan teknologi itu ialah adanya kemampuan pada anak  untuk dapat menulis di komputer. Inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor munculnya penulis-penulis yang masih berusia belia.

Kemunculan penulis di usia belia itu melahirkan karya sastra yang identik dengan dunia mereka, dunia anak. Cerita-cerita tentang persahabatan, problem keluarga berupa penerimaan, dan hubungan dengan orang tua, pengalaman nyata berupa perbedaan fisik dan psikologis serta ras dan agama, menjadi tema-tema cerita yang sangat dekat dengan dunia mereka.
Satu dari sekian buku yang mengulas tentang karya anak, terutama struktur narasinya, ialah buku Struktur Narasi Novel Karya Anak. Buku karangan Dr. Suyatno, M. Pd, dosen sekaligus kajur Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas negeri Surabaya ini, sekilas memberikan gambaran apresiasi terhadap karya anak. Keberwacanaan universal akan tampak jelas bila anak dibebaskan berekspresi dan bereksperimen dengan bahasa tulis (hlm 2).

Secara garis besar, buku terbitan Jaring pena ini, membicarakan tentang sembilan hal-hal penting dalam mengapresiasi novel karya anak, terutama dari segi struktur narasinya. Pertama, potensi anak dalam memproduksi novel. Kedua, sastra anak karya anak di sebuah perjalanan. Ketiga, faktor pendorong anak menulis novel. Keempat, kajian dan konsep sastra anak. Kelima, struktur narasi novel karya anak. Keenam, alur novel karya anak. Ketujuh, penokohan novel karya anak. Kedelapan, latar novel karya anak. Dan kesembilan, perbandingan struktur narasi novel karya anak.

Buku ini akan membawa untuk mengenal bahkan mengerti dunia anak-anak. Mengutip pendapat Gardner yang mengatakan bahwa setiap orang mempunyai sembilan kecerdasan, tetapi yang menonjol hanya beberapa. Penonjolan itu dapat menemukan kesempatan sesuai dengan potensinya. Dan potensi anak itu munsul karena bertumpu pada ciri dasar anak masing-masing. Diri anak dicirikan oleh (1) sosok yang unik; (2) bukan orang dewasa dalam bentuk kecil sehingga jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa; (3) dunia bermain; (4) usia anak merupakan usia paling kreatif dalam hidup manusia; (5) dunia anak adalah dunia belajar aktif (hlm 3).

Sebagai seseorang yang ingin mengenal dan mengerti dunia anak-anak, diperlukan berbagai upaya konkret untuk menumbuhkan dan menguatkan kemampuan anak dalam menghasilkan karya sastra. Upaya tersebut diantaranya, (1) membangun kebiasaan menulis di sekolah yang sama besarnya dengan pembiasaan membaca dan berbicara, (2) di sekolah, yang pengadaannya dapat melalui projek pemerintah, (3) membangun kapasitas guru terhadap sastra melalui berbagai pelatihan, (4) mengkompetitifkan kasil cipta anak-anak baik di tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, atau tingakt yang lebih tinggi, dan (5) menerbitkan cerita atau novel buatan anak dengan tampilan cetak yang menarik.

Melalui usaha kelima itulah, Dr. Suyatno, M.Pd selaku pengarang mengambil contoh beberapa novel hasil karya anak sebagai bahan sumber perbandingan dalam bukunya ini. Diantaranya adalah kumpulan cerita pendek Dunia Caca (Caca), Gigi Kelinci (Arifia), Ketika Potter Menghilang (Aini), Nasi untuk Kakek dan Kumpulan Cerpen Jempolan (Izzati), novel Asyiknya Outbound (Aini), Powerful Girls, Kado untuk Ummi, Let’s bake Cookies, Hari-hari di Rainnesthood (Izzati), juara sejati (Silmi), May si Kupu-Kupu, the Noeru Group(Dena), Misteri pedang Skinheald (Ataka), Kisah Tiga Pengembara (Ali Riza), kumpulan puisi Untuk Bunda dan Dunia, Guru Matahari (Faiz), Bola Kecil Aisha (Aisha).

Dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan mudah dipahami, dalam buku ini coba diungkapkan faktor pendorong anak menulis novel, diantaranya kebiasaan membaca, mendengarkan cerita lisan dari orang tua, menulis buku harian, menggunakan komputer dan permainannya, motivasi orangtua dan orang lain serta menuliskan pengalaman sendiri dan mengamati lingkungan sekitar.

Aspek kajian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh penulis-penulis lain masih terbatas pada kajian struktur narasi, bahasa, dan tekstualitas cerita anak karya orang dewasa. Sedangkan kajian tentang cerita karya anak belum pernah dalam bentuk hasil penelitian dan belum ramai dibicarakan.

Maka buku terbitan pertama bulan Agustus 2009, yang memiliki organisasi buku yang sangat tertata rapi, bab demi bab disusun dengan sangat berurutan sehingga mudah dipahami, sangat layak untuk dibaca dan dapat dikategorikan sebagai buku pendidikan atau buku bacaan yang sangat cocok ditujukan untuk para pemerhati buku dan sastra. Buku ini juga wajib dijadikan salah satu koleksi bagi para pecinta dunia anak-anak. Sebab dengan adanya buku ini, kita akan lebih paham bagaimana memasuki dan menyelami dunia kreatif seorang anak, terlebih dalam kegiatannya bersastra. 

Tidak ada komentar: