Jawa, sebagai suku terbesar di Indonesia memiliki pengaruh yang besar terhadap pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Salah satu kasus yang sering dijumpai adalah ketidaktepatan pemakaian (salah kaprah) pada kata "melayat" dan "melawat".
Dalam bahasa Jawa, kata yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas mendatangi atau mengunjungi orang lain yang meninggal dunia adalah kata "nyelawat". Kata tersebut berasal dari kata "melawat" yang mendapat pengaruh bahasa daerah menjadi "nyelawat".
Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menjadi pedoman berbahasa Indonesia yang baik dan benar, kedua kata tersebut jelas memiliki makna yang berbeda. Kata "lawat" yang merupakan kata dasar dari kata "melawat" memiliki makna "bepergian mengunjungi negeri lain". Sedangkan kata "layat" yang merupakan kata dasar dari kata "melayat" memiliki makna "menjenguk keluarga orang yang meninggal dengan tujuan menghibur dan menyabarkan hatinya".
Oleh karena itu, bila merujuk pada KBBI, kalimat yang seharusnya digunakan dalam pesan tersebut adalah "Alumni XII-IPA 1 dan angkatan tahun 2012 yang mau melayat harap koordinasi dengan saya.." Atau sekalipun digunakan campur kode dalam kalimat tersebut seharusnya "Alumni XII-IPA 1 dan angkatan tahun 2012 yang mau ngelayat harap koordinasi dengan saya.."
9 komentar:
Sedikit pendapat saya , kata nyelawat yang sering dipakai orang jawa mungkin juga bukan dari kata lawat tapi kata sholawat yang di ringkas jadi nyelawat.yang berarti mendatangi rumah berkabung dan mendoakan almarhum. ��
mungkin kalau sesuai kaidah bahasa Indonesia bukan ngelayat tapi melayat
maaf kalau ada salah ya,terima kasih
Saya orang jawa tulen, dari dulu taunya melayat/ ngelayat.
Jawa mana yg pake nyelawat ?
lebih ngaco lg
ada beberapa org jawa yg ngaco
Surabaya gresik dan sekitarnya
Tapi saya pake ngelayat
Kalau Jawa ngelayat, kalau Sunda ngalayad
Maksudnya sama mengunjungi orang yg meninggal dunia
Belajar dimana begituhhh????
Posting Komentar